Denpasar (BERITAJA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja berpandangan penerapan metode pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) menjadi salah satu inisiatif untuk mendorong ekonomi digital di tengah pariwisata Bali.
"QRIS ini bermaksud untuk menyederhanakan, mempermudah dan juga memberikan kenyamanan dalam bertransaksi dengan pembayaran digital di seluruh Indonesia, apalagi di beberapa negara," kata Erwin dalam rangkaian Bali Digital Innovation (BALIGIVATION) Festival, di Denpasar, Rabu
Ia menyampaikan perihal tersebut dalam aktivitas berjudul Casual Talk: QRIS Mendunia, Pariwisata Meningkat yang diikuti perwakilan pemerintah kabupaten/kota se-Bali, para mahasiswa dari beragam perguruan tinggi di Denpasar serta beragam pemangku kepentingan terkait.
Erwin mengawali sambutannya mengatakan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II-2024 sebesar 5,36 persen, tetap lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional 5,05 persen.
"Ini merupakan capaian yang sangat bagus. Inflasinya juga tetap terjaga di level 2,7 persen dan tetap dalam koridor inflasi nasional," ujarnya.
Pariwisata, kata Erwin, tetap berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Bali dengan cakupan sekitar 45 persen.
"Lalu apa yang perlu kita perbuat ke depan? Digitalisasi tumbuh sebagai tools (alat) penggerak perekonomian dan ini tentu perlu diperkuat menjadi akselerator dan pilar memperkuat visi Indonesia 2045. Salah satu inisiatif untuk mendorong ekonomi digital adalah penerapan QRIS," katanya lagi.
Menurut Erwin, perkembangan QRIS di Bali telah menunjukkan tren peningkatan. Saat ini pengguna QRIS di Bali telah melampaui 1 juta pengguna alias tumbuh 27,6 persen.
Demikian pula transaksi QRIS mencapai 7, 60 juta transaksi dengan nilai nominal di atas Rp1 triliun alias tumbuh 137 persen secara yoy. Sedangkan jumlah merchant yang menyediakan QRIS sudah lebih dari 850 ribu.
"Akselerasi penggunaan QRIS ini cukup tinggi dan perlu kita sambut untuk kemudahan transaksi pembayaran. Perkembangan digitalisasi QRIS juga diikuti perkembangan di parameter sistem pembayaran lainnya yang nontunai seperti penggunaan kartu kredit, BI Fast serta penggunaan platform e-Commerce yang mesti kita jaga dan pertahankan untuk menuju sebuah perekonomian yang efisien," ujarnya pula.
Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf Yuana Rochma Astuti mengatakan dengan adanya QRIS, terlebih QRIS Cross Border juga semakin memudahkan visitor yang berekreasi ke Bali.
"Dengan demikian, visitor tidak usah pusing untuk menukarkan uang, sehingga jugamampu memperpanjang lama tinggal visitor dengan adanya kemudahan dalam sistem pembayaran tersebut," katanya.
Pihaknya juga menyampaikan kebanggaan lantaran UMKM sudah go digital, apalagi termasuk hingga yang berdagang di pasar malam juga telah menggunakan QRIS.
Sedangkan Butet Linda H Panjaitan selaku Advisor Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali berambisi setiap kabupaten/kota di Bali mempunyai wilayah percontohan wilayah digital untuk penggunaan QRIS, sehingga masyarakatmampu lebih mengetahui dimana saja dapat menggunakan QRIS.
Dalam kesempatan itu, juga menghadirkan pembicara Vice President Bank Mandiri Region XI Bali dan Nusa Tenggara Alexander Jonathan Patty.
Baca juga: Peserta QRIS Jelajah Indonesia 2024 Bali kampanye di objek wisata
Baca juga: BI: Nominal transaksi QRIS di Bali pada 2023 naik 214,5 persen
Ni Luh Rhismawati
Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2024