Jepang izinkan China ikut pantau pembuangan limbah olahan Fukushima - Beritaja

Beijing (BERITAJA) - Pemerintah Jepang disebut mengizinkan China, Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency alias IAEA) serta pihak mengenai lain untuk ikut melakukan pemantauan terhadap air limbah olahan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima yang dibuang ke laut.

"China telah mengadakan lebih dari 10 putaran negosiasi dan konsultasi dengan Jepang dan IAEA hingga dapat menghasilkan kesepakatan yang dirilis hari ini. Jepang secara tegas berkomitmen untuk memenuhi kewajibannya berasas norma internasional, melakukan yang terbaik untuk menghindari akibat negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, serta melakukan pertimbangan berkepanjangan atas akibat ke lingkungan laut dan ekosistem laut," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konvensi pers di Beijing, China pada Jumat.

Gelombang pertama pelepasan air PLTN Fukushima dimulai pada 24 Agustus 2023, dan total sekitar 31.200 ton air olahan dilepaskan dalam empat putaran pada tahun fiskal 2023, yang berhujung pada Maret 2024. 

Pada tahun fiskal 2024, operator PLTN Fukushima Daiichi TEPCO berencana melepaskan total 54.600 ton air limbah yang telah diolah dalam tujuh putaran.

Selama ini China selalu dengan tegas menentang pembuangan air olahan itu lantaran menilai bukan perbuatan yang bertanggung jawab dan meminta Jepang dapat bekerja sama untuk membentuk pengaturan pemantauan internasional jangka panjang yang independen termasuk dengan mendapat sampel air olahan dan pemantauan mandiri.

"Jepang menyambut baik pembentukan pengaturan pemantauan internasional jangka panjang dalam kerangka IAEA yang mencakup tahap-tahap utama dalam pembuangan air yang terkontaminasi nuklir, dan bakal memastikan bahwa China dan semua pemangku kepentingan lainnya dapat berperan-serta secara substantif dalam pengaturan tersebut," kata Mao Ning.

Negara-negara peserta yang terlibat dalam pemantauan juga dapat melakukan komparasi antar-laboratorium berasas sampel air olahan yang didapat.

"China dan Jepang sepakat untuk terus melakukan perbincangan yang konstruktif dan berbasis sains dengan rasa tanggung jawab yang besar terhadap ekosistem, lingkungan, serta kehidupan dan kesehatan manusia, untuk mengatasi kekhawatiran atas pembuangan air yang terkontaminasi nuklir ke laut dengan tepat," ungkap Mao Ning.

Terkait dengan pencabutan larangan impor produk laut dari Jepang yang dilakukan China pasca pembuangan air limbah olahan, Mao Ning mengatakan setelah China berperan-serta secara substantif dalam pemantauan internasional dalam kerangka IAEA, dapat mengambil sampel secara independen serta ada pemantauan lain dari negara-negara peserta, China bakal mulai membuka keran impor.

"Namun perihal itu mesti berasas bukti ilmiah baru akhirnya secara berjenjang melanjutkan impor produk akuatik Jepang yang memenuhi persyaratan dan standar regulasi. Hal ini bermaksud untuk mencegah akibat dan melindungi kesehatan masyarakat," tambah Mao Ning.

Mao Ning pun menegaskan dengan kesepakatan itu tidak serta merta China membuka keran impor atas semua produk perikanan Jepang.

"China bakal bertindak sesuai dengan patokan WTO serta norma dan peraturan di China, menggunakan sains dan kebenaran sebagai dasar, serta mengutamakan keselamatan masyarakat. Kami bakal mulai menyesuaikan langkah-langkah yang relevan berasas bukti ilmiah dan mengadakan konsultasi teknis dengan Jepang. Hasil konsultasi dan penyesuaian kebijakan bakal dirilis pada waktunya," kata Mao Ning.

Mao Ning mengatakan IAEA telah menyatakan support atas permintaan China tersebut.

Diketahui TEPCO Holdings Inc mengawali putaran kedelapan pembuangan air olahan dari PLTN Fukushima ke laut pada 7 Agustus 2024. TEPCO membuang sekitar 7.800 ton air buangan PLTN Fukushima yang telah disaring dari tangki penyimpanan ke Samudra Pasifik setelah mengencerkannya dengan sejumlah besar air laut. Pembuangan putaran keempat selesai pada 25 Agustus.

TEPCO, Badan Tenaga Atom Jepang, dan perusahaan riset swasta masing-masing memantau konsentrasi unsur radioaktif dalam air dari tangki penyimpanan. Mereka mengonfirmasi bahwa kadar semua unsur selain tritium berada di bawah standar nasional.

Konsentrasi tritium adalah 200.000 becquerel (satuan turunan untuk keradioaktifan) per liter, jauh melampaui tingkat pembuangan yang diizinkan pemerintah Jepang ialah di bawah 1.500 becquerel per liter.

Namun, TEPCO mengatakan bakal mengencerkan air dengan volume 740 kali lebih banyak dari air laut untuk memenuhi persyaratan pemerintah Jepang.

TEPCO dan pemerintah Jepang telah memantau konsentrasi unsur radioaktif di air laut dan ikan di sekitar PLTN Fukushima yang rusak akibat gempa dan tsunami pada Maret 2011. Mereka menyebut tidak ada kelainan yang terdeteksi sejak Agustus 2023.

Baca juga: Jepang mulai putaran ke-8 buang air olahan nuklir Fukushima ke laut
Baca juga: Satgas IAEA benarkan pelepasan air olahan Fukushima melangkah lancar

Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2024