Kemenkes: Kemasan Terstandar Rokok Dapat Kurangi Perokok Anak - Beritaja
Jakarta (BERITAJA) - Ketua Tim Kerja Pengendalian Penyakit Akibat Tembakau Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Benget Saragih mengatakan bungkusan terstandar alias standardized packaging rokok dapat mengurangi prevalensi perokok anak.
"Kami sudah mengutarakan pentingnya bungkusan standar lantaran ada bungkusan yang memang sengaja dibuat berwarna untuk menarik perokok anak. Prevalensi perokok anak kita berasas Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 kurang lebih 5,9 juta orang, ini 10-12 tahun lagi jika dia tetap merokok, mampu berbahaya," sebagaimana disebutkan dalam jumpa media di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan saat ini peringatan kesehatan bergambar pada bungkusan rokok tetap sekitar 30-40 persen, sedangkan di negara-negara Asia Tenggara, sebagian besar sudah nyaris 80 persen.
"Standardisasi bungkusan itu mampu mengurangi daya tarik produk, meningkatkan efektivitas kampanye untuk mengurangi perokok, serta membantu menurunkan perokok baru," ujar dia.
Benget juga memaparkan pengeluaran family untuk konsumsi rokok tiga kali lipat lebih tinggi daripada pengeluaran lain, salah satunya konsumsi protein seperti telur.
Baca juga: Kemenkes fokuskan penurunan prevalensi perokok pada anak-anak
Baca juga: Ganti sebatang rokok dengan sebutir telur untuk gizi anak
"Konsumsi rokok itu berakibat multidimensi, menyebabkan stunting, dan beragam penyakit kardiovaskular lainnya. Untuk itu, kita mesti mengendalikan prevalensi merokok mulai dari usia anak hingga 21 tahun," paparnya.
Menurutnya, akibat penyakit akibat merokok memang tidak langsung dirasakan, tetapi bakal berakibat 10 hingga 15 tahun kemudian.
"Mereka (perokok anak) bakal sakit, yang semestinya dia bekerja produktif, dia akhirnya sakit, keluarganya mampu terakibat. Nah, ini yang bakal kita sorong terus pengendaliannya dengan berbagi upaya untuk mengendalikan prevalensi perokok anak, termasuk dengan standardisasi bungkusan kita, gimana agar peringatan kesehatan itu menjadi efektif," tuturnya.
Berdasarkan SKI tahun 2023, jumlah perokok di Indonesia sebanyak 70,2 juta, dimana 63,1 juta di antaranya merupakan perokok dewasa, sedangkan 5,9 juta lainnya perokok anak (usia 10-18 tahun). Ini menempatkan Indonesia sebagai pasar rokok terbesar ketiga di dunia, padahal, enam dari 10 kematian di Indonesia disebabkan oleh perilaku merokok.
Baca juga: Kemenkes ajak publik sosialisi ancaman rokok dengan stiker yang kreatif
Baca juga: Studi ungkap setiap rokok yang dihisap memperpendek umur
Editor: Albert Michael
Copyright © BERITAJA 2025
anda berada diakhir artikel berita dengan judul: