Trending

Luhut: Pabrik sekitar Jakarta bakal dipasangi sensor deteksi jenis gas - Beritaja

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
Pabrik-pabrik yang ada di sekitar Jakarta kita bakal kasih sensor, untuk kita ketahui gas apa yang dikeluarkan.

Jakarta (BERITAJA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa pabrik-pabrik di sekitar Jakarta bakal dipasangi sensor untuk mendeteksi jenis gas yang dilepaskan agar menekan polusi udara.

"Pabrik-pabrik yang ada di sekitar Jakarta kita bakal kasih sensor, untuk kita ketahui gas apa yang dikeluarkan," kata Luhut yang ditemui seusai menghadiri Supply Chain & National Capacity (SCM) Summit 2024, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu.

Ia menyampaikan bahwa perihal itu dilakukan untuk mendeteksi gas yang dikeluarkan dari pabrik-pabrik, seperti dioksin alias unsur rawan lainnya. Hal itu mesti dipantau secara ketat, lantaran dapat membahayakan kesehatan masyarakat.

Ia menekankan bahwa rencana pemasangan sensor itu merupakan bagian dari tanggung jawab pemerintah dalam menjaga kualitas udara dan kesehatan masyarakat.

Namun, Luhut juga menekankan bahwa tanggung jawab ini tidak hanya berada di pundak pemerintah, melainkan menjadi tanggung jawab berbareng seluruh komponen masyarakat.

Luhut meminta masyarakat untuk memberikan masukan yang konstruktif mengenai langkah-langkah ini, tanpa memperkeruh suasana.

Ia menekankan pula bahwa pemerintah tidak mempunyai pilihan lain, jika mau menjaga kesehatan masyarakat dari akibat jelek polusi udara.

"Jadi saya mohon, jika ada masukan silakan. Tapi jangan ribut-ribut, pemerintah lakukan ini, kita nggak ada pilihan, jika mau bikin sehat, yang kita mesti lakukan," ujar Luhut pula.

Bagi Luhut, rencana pemasangan sensor untuk mendeteksi jenis gas dari pabrik-pabrik sangat penting, pasalnya indeks kualitas udara di Jakarta berkisar antara 170 hingga 200. Meski begitu, dia tidak menjelaskan lebih rinci mengenai rencana tersebut.

Selain rencana pemasangan sensor untuk mendeteksi jenis gas dari pabrik-pabrik, pemerintah juga mendorong percepatan penerapan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur.

Luhut menambahkan, polusi udara telah menimbulkan akibat kesehatan yang serius, yang membikin pemerintah mesti mengeluarkan biaya sebesar Rp38 triliun untuk biaya pengobatan masyarakat.

"Karena akibat (indeks kualitas) udara yang 170-200 indeks ini, itu banyak yang sakit ISPA. Kalian (wartawan) itu kena, saya juga kena. Jadi ini beban kita rame-rame," ujarnya lagi.

Sebelumnya, Luhut mengatakan rencana penutupan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, di Cilegon, Banten, demi menekan polusi udara di Jakarta.

Menurut dia, perihal itu dilakukan sebagai upaya pemerintah dalam mengatasi polusi udara khususnya di wilayah DKI Jakarta. Untuk itu, pihaknya bakal mengkaji mengenai perihal tersebut, apalagi PLTU tersebut sudah beraksi lebih dari 40 tahun.

Dia mengatakan bahwa pihaknya bakal segera melakukan rapat untuk menindaklanjuti rencana penutupan PLTU tersebut, sehingga indeks kualitas udara Jakartamampu di bawah 100.
Baca juga: Jakpus tanami 76 pohon pelindung antisipasi perubahan iklim
Baca juga: Dokter ingatkan paparan polusi udaramampu sebabkan kanker paru


Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2024







Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di
close