Mendag Waspadai Dampak Tarif Tinggi Impor As Ke Indonesia - Beritaja
Jakarta (BERITAJA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi waspadai kebijakan Presiden Donald Trump yang berpotensi mengenakan tarif tinggi terhadap impor Amerika Serikat dari Indonesia, dengan mempersiapkan langkah-langkah antisipatif.
"Pertama kita antisipasi dulu kebijakan Trump ini, yang kebijakan mengenai tarif. Kita lagi antisipasi apa sih langkah-langkah yang mesti kita lakukan. Kita lagi mencoba, jangan sampai kelak kita kena dampaknya," kata Mendag ditemui di sela meninjau nilai sejumlah komoditas pangan di Pasar Senen Jakarta Pusat, Selasa.
Pemerintah Indonesia sedang mengantisipasi akibat kebijakan tarif yang bakal diterapkan oleh Presiden Amerika Donald Trump, untuk menjaga kestabilan pasat perdagangan Indonesia.
Pemerintah sedang menyusun langkah-langkah yang mesti dilakukan agar akibat kebijakan tersebut tidak merugikan Indonesia, terutama dalam perihal akses pasar ke Amerika Serikat.
Dia menyebutkan, Indonesia sebagai penyumbang defisit ke-15 kepada Amerika Serikat. Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat cukup besar, sementara impor dari negara tersebut tidak terlalu besar, sehingga pemerintah berupaya menjaga keseimbangan perdagangan.
"Jadi kita sedang antisipasi pasar kita. Kita itu kan penyumbang defisit nomor 15 ke Amerika. Jadi ekspor kita besar, impor kita nggak terlalu besar dari Amerika. Sehingga kita jaga dulu, kita jaga," tuturnya.
Pemerintah terus memantau kebijakan tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat agar akses pasar Indonesia ke sana tetap aman, tanpa terganggu oleh wacana kenaikan tarif tersebut.
Menurut Mendag, krusial bagi Indonesia untuk menjaga hubungan perdagangan yang stabil dengan Amerika Serikat agar ekspor Indonesia tetap dapat mengalir ke pasar tersebut.
Selain itu, pentingnya memastikan bahwa akses pasar Amerika Serikat ke Indonesia tidak terganggu, meskipun perdagangan Indonesia dengan negara tersebut cukup besar.
"Jadi ini dalam waktu dekat ini gimana agar akses pasar kita ke sana aman. Tetapi akses Amerika ke sini juga jangan diganggu gitu. Jadi lantaran kita terlalu besar ya, terlalu besar ekspor ke sananya. Ya itu kita jaga dulu, yang krusial itu dulu," jelasnya.
Menteri Perdagangan berambisi bahwa Indonesia tidak bakal dikenakan tarif tambahan oleh Amerika Serikat, meskipun desas-desus tentang kemungkinan tarif tersebut.
"Ya mudah-mudahan nggak, mudah-mudahan nggak (kena kenaikan tarif)," kata dia.
Kendati demikian, Mendag menilai saat ini posisi perdagangan Indonesia dengan Amerika tetap aman, meskipun tetap mewaspadai terhadap kebijakan yang bakal diumumkan pada tanggal 2 April 2025.
"Sementara tetap aman, kita tunggu. Kan rencananya tanggal 2 April mau diumumkan. Tapi kemarin kami juga ketemu dengan Dubes Amerika, beliau juga udah ngasih kisi-kisi negara, kira-kira kenapa sih negara lain mesti dikenakan? Penyebabnya apa ya, udah dikasih kisi-kisi," imbuh Mendag.
"Makanya kita mesti jaga terus hubungan perdagangan kita, pasar kita di sana agar aman. Tapi pasar Amerika di sini juga aman," tambah Mendag.
Baca juga: Mendag pastikan tidak ada izin impor beras konsumsi pada 2025
Baca juga: Mendag sebut izin impor gula 200 ribu ton telah dikeluarkan
Baca juga: Mendag tinjau nilai pangan pokok di Pasar Senen Jakarta jelang Lebaran
Editor: Arman
Copyright © BERITAJA 2025
anda berada diakhir artikel berita dengan judul: