Trending

Mengenal Lebih Jauh Gangguan Depresi Persisten Dan Penanganannya - Beritaja

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Jakarta (BERITAJA) -- Salah satu gangguan Kesehatan mental yang dengan tingkat prevalensi tertinggi saat ini adalah gangguan depresi persisten. Gangguan depresi persisten, sebelumnya dikenal sebagai distimia, adalah kondisi depresi kronis yang mampu berkarakter ringan hingga berat. Kondisi ini ditandai dengan emosi tertekan nyaris sepanjang hari, nyaris setiap hari, setidaknya selama dua tahun alias lebih. Prevalensi gangguan depresi persisten di bumi diperkirakan berkisar antara 1% hingga 6%.

Berdasarkan riset dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) dengan alamat website https://pafikarokab.org, secara umum, wanita lebih condong mengalami gangguan depresi persisten, dan gangguan ini juga lebih sering terjadi lantaran aspek biologis. Gangguan depresi persisten ini cukup rawan bagi kesehatan, andaikan tidak diatasi dengan segara.

Berikut adalah beberapa aspek penyebab terjadinya gangguan depresi persisten yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Faktor genetik alias riwayat keluarga

Individu yang mempunyai personil family dekat (orang tua, kerabat kandung) dengan riwayat depresi alias gangguan mood lainnya mempunyai akibat lebih tinggi untuk mengembangkan distimia. Hal ini menunjukkan bahwa kerentanan genetik dapat memainkan peran penting.

2. Adanya ketidakseimbangan neurotransmitter

Neurotransmitter adalah unsur kimia di otak yang berkedudukan dalam mengatur suasana hati, tidur, nafsu makan, dan kegunaan kognitif. Gangguan depresi, termasuk distimia, acapkali dikaitkan dengan ketidakseimbangan neurotransmitter seperti serotonin, norepinefrin, dan dopamin.

3. Perubahan struktur dan kegunaan otak

Penelitian dari PAFI menunjukkan bahwa orang dengan depresi kronis mungkin mempunyai perbedaan dalam struktur dan kegunaan otak, terutama di area yang terlibat dalam izin emosi, seperti amigdala, hipokampus, dan korteks prefrontal.

4. Faktor traumatis

Pengalaman traumatis di masa kanak-kanak, seperti pelecehan fisik, emosional, alias seksual, penelantaran, alias kehilangan orang tua, dapat meningkatkan akibat depresi kronis di kemudian hari.

5. Kondisi medis lainnya

Faktor terakhir adalah adanya kondisi medis tertentu. Beberapa penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, kanker, alias HIV/AIDS dapat meningkatkan akibat depresi. Penyakit kronis dapat menyebabkan rasa sakit, kelelahan, disabilitas, dan perubahan style hidup yang signifikan, yang semuanya dapat berkontribusi pada depresi.

Apa saja obat yang tepat untuk mengobati gangguan depresi persisten?

PAFI telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab terjadinya gangguan depresi persisten yang sering dialami oleh wanita. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum dipergunakan untuk mengurangi indikasi gangguan depresi persisten serta membantu menata kondisi tersebut meliputi:

1. Obat SSRIs

Obat ini bekerja dengan menghalang penyerapan kembali serotonin di otak, sehingga meningkatkan kadar serotonin yang tersedia. Serotonin adalah neurotransmitter yang berkedudukan krusial dalam mengatur suasana hati, tidur, nafsu makan, dan kegunaan kognitif. SSRI sering menjadi pilihan pertama lantaran umumnya mempunyai pengaruh samping yang lebih ringan dibandingkan jenis antidepresan lainnya. Contoh beberapa obat yang bakal diresepkan apoteker meliputi fluoxetine, sertraline dan citalopram.

2. Obat antidepresan trisiklik

Obat ini bekerja dengan menghalang penyerapan kembali serotonin dan norepinefrin, tetapi juga mempengaruhi neurotransmitter lain seperti histamin dan asetilkolin. Apoteker bakal meresepkan obat seperti amitriptyline, nortriptyline dan imipramine yang mampu dikonsumsi oleh anak-anak.

3. Obat antidepresan

Beberapa merek obat yang mengandung antidepresan yang tersedia di toko obat antara lain fridep, sandepril, kalxetin, depram, dan sertraline. Obat-obat ini mempunyai pengaruh sedatif dan sering dipergunakan untuk mengatasi insomnia yang menyertai depresi.

Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa langkah lain adalah mendapatkan psikoterapi alias terapi bicara. Psikoterapi adalah corak pengobatan yang melibatkan obrolan dengan seorang terapis untuk membantu perseorangan memahami dan mengatasi masalah emosional dan perilaku. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker agar mendapatkan rekomendasi obat serta dosis yang tepat sesuai kebutuhan.


Editor: Hany
Copyright © BERITAJA 2025




anda berada diakhir artikel berita dengan judul:

"Mengenal Lebih Jauh Gangguan Depresi Persisten Dan Penanganannya - Beritaja"






Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!