PBB: Tahap pertama kampanye antipolio di Gaza tuntas - Beritaja

New York (BERITAJA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mitra-mitranya telah memberikan vaksinasi polio kepada lebih dari 560.000 anak berumur di bawah 10 tahun di Jalur Gaza, demikian menurut badan kemanusiaan PBB pada Jumat (13/9).

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan tahap pertama kampanye vaksinasi darurat di area utara, tengah, dan selatan di Gaza telah berhujung pada Kamis (12/9).

Dalam fase akhir dari tahap pertama kampanye vaksinasi di Gaza utara, PBB dan mitra-mitranya telah melakukan vaksinasi kepada lebih dari 112.000 anak dalam waktu tiga hari, sebut OCHA.

Badan kemanusiaan PBB tersebut menambahkan bahwa mitra-mitranya bakal mengawali tahap kedua dari kampanye vaksinasi ini sekitar empat pekan mendatang.

Sementara itu, sebuah kajian terbaru oleh WHO menemukan bahwa sebanyak 22.500 korban luka di Gaza, yang tercatat per 23 Juli, diperkirakan bakal mengalami cedera yang dapat mengubah hidup mereka secara permanen dan bakal memerlukan jasa rehabilitasi saat ini juga dan beberapa tahun ke depan.

Cedera tersebut mewakili seperempat dari total cedera yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina pada periode tersebut.

OCHA mengatakan bahwa laporan ini dikemukakan di tengah runtuhnya sistem kesehatan di Gaza, dengan hanya 17 dari 36 rumah sakit yang tetap berfaedah secara parsial.

Sementara itu, jasa kesehatan primer dan jasa di tingkat masyarakat sering kali tidak beraksi alias tidak dapat diakses sama sekali akibat serangan militer, ketidakamanan, serta perintah pemindahan yang berulang kali terjadi.

OCHA menyebut bahwa pihaknya telah mengerahkan mitra-mitra kemanusiaan untuk mengevaluasi kebutuhan masyarakat yang terakibat operasi militer Israel dalam dua hari terakhir di Tulkarm dan Tubas di Tepi Barat. Operasi militer tersebut berhujung pada Kamis, dengan nyaris dua belas penduduk Palestina dilaporkan tewas.

Menurut OCHA, puluhan family terpaksa mengungsi setelah rumah mereka hancur pada Rabu (11/9) dan Kamis akibat operasi tersebut, yang melibatkan pasukan udara dan darat Israel, dengan berujung pada baku tembak antara pihak Palestina dan pasukan Israel.

"Penggunaan strategi perang yang mematikan di daerah-daerah di Tepi Barat ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang penggunaan kekuatan yang berlebihan yang tampaknya melanggar standar penegakan hukum," sebut OCHA. 

:
Editor: Mahfud
Copyright © BERITAJA 2024