Jakarta (BERITAJA.COM) - Presiden Joko Widodo mengakui sebagian besar petani nan dia temui mengeluhkan kesiapan pupuk, terutama pupuk bersubsidi untuk menunjang produksi tanaman.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat mengunjungi letak panen raya padi di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis.
"Selalu, saya kemarin di Kabupaten Bandung, nan dikeluhkan pupuk, di sini nan dikeluhkan pupuk, baik nilai maupun barangnya sering tidak ada, utamanya nan pupuk bersubsidi," kata Presiden dalam siaran virtual nan diunggah oleh akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis.
Presiden menjelaskan bahwa kebutuhan pupuk secara nasional mencapai 13 juta ton per tahun.
Namun di sisi lain, pabrik-pabrik industri pupuk baru memproduksi 3,5 juta ton per tahun, ditambah produksi dari pabrik pupuk NPK nan dibangun Pupuk Iskandar Muda sebesar 570 ribu ton per tahun.
Kebutuhan pupuk secara nasional tetap dipenuhi oleh impor sebesar 6,3 juta ton.
"Memang kita tetap kurang pupuknya, ini kelak nan bakal kita segera usahakan," kata Presiden.
Kepala Negara menjelaskan bahwa negara pemasok pupuk, ialah Rusia dan Ukraina belum kondusif akibat perang, sehingga rumor mengenai pengedaran dan kesiapan pupuk bukan hanya dialami oleh Indonesia.
"Tempat bahan baku maupun produksi pupuk ini baru perang, itu Rusia dan Ukraina. Ini problem nan dihadapi semua negara di dunia," kata dia.
Berita lain dengan Judul: Pemerintah komitmen jaga kesiapan dan keterjangkauan nilai pupuk
Berita lain dengan Judul: Pupuk Indonesia tingkatkan kesiapan pupuk subsidi di lini 3
Nurul Aulia Badar
COPYRIGHT © BERITAJA.COM 2023