Trending

Tim Peneliti Ugm Ciptakan Teknologi Pendeteksi Tbc Berbasis Ai - Beritaja

Sedang Trending 4 minggu yang lalu
Kita sebenarnya mempunyai keahlian untuk mengembangkan teknologi ini sendiri, apalagi dengan jumlah kasus yang tinggi

Yogyakarta (BERITAJA) - Tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah mengembangkan teknologi pendeteksi tuberkulosis (TBC) berbasis kepintaran buatan (AI) untuk mendukung penemuan awal penyakit tersebut.

Peneliti Pusat Kedokteran Tropis UGM ia Morita di Yogyakarta Selasa mengatakan, penemuan tersebut diharapkan menjadi solusi atas ketergantungan Indonesia terhadap teknologi impor dalam pencarian kasus TBC secara aktif.

"Kita sebenarnya mempunyai keahlian untuk mengembangkan teknologi ini sendiri, apalagi dengan jumlah kasus yang tinggi," ujar Morita.

Dalam pengembangan teknologi itu, jelas Morita, tim peneliti merancang perangkat lunak "computer-aided detection" (CAD) untuk membantu tenaga kesehatan dalam menganalisis hasil rontgen dada guna meningkatkan efektivitas skrining TBC secara lebih sigap dan akurat.

Selain meningkatkan kecermatan diagnosis, penelitian tersebut juga menargetkan pemerataan akses jasa kesehatan.

Menurut dia, para peneliti menyoroti tantangan yang dihadapi golongan rentan seperti perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas, dan masyarakat di wilayah terpencil dalam mendapatkan jasa TBC.

Budaya patriarki di banyak daerah, kata Morita, tetap menjadi penghalang bagi wanita dalam mengakses jasa kesehatan.

Sementara, penyandang disabilitas kerap menghadapi hambatan bentuk maupun sosial dalam mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan.

Dia menyebutkan, Indonesia saat ini menempati ranking kedua bumi dalam jumlah kasus TBC terbanyak.

Dari perkiraan sekitar 1.060.000 kasus, baru sekitar 81 persen yang telah terdiagnosis. Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan cakupan penemuan mencapai 100 persen dengan memanfaatkan teknologi seperti CAD.

"Oleh lantaran itu, upaya penemuan awal menjadi langkah krusial dalam mempercepat eliminasi TBC di Indonesia," ujar Morita.

Tim peneliti UGM, kata dia, menyambut baik langkah Kementerian Kesehatan RI dalam menerapkan active case finding (ACF) di 25 kabupaten/kota, yang sukses meningkatkan nomor penemuan kasus TBC sebesar 2-7 persen pada 2024.

Meski begitu, pihaknya berambisi program ini dapat diperluas hingga ke wilayah-wilayah terpencil.

Teknologi CAD yang sedang dikembangkan diharapkan dapat membantu tenaga kesehatan di wilayah dengan keterbatasan tenaga medis, khususnya radiolog.

"Saya percaya dengan support penemuan teknologi serta kebijakan yang inklusif, sasaran eliminasi TBC di Indonesia dapat lebih sigap tercapai," ujar Morita.

Dalam pengembangan teknologi itu, tim peneliti UGM menggandeng sejumlah lembaga dalam dan luar negeri dalam proyek ini, termasuk University of Melbourne, Monash University Indonesia, Universitas Sebelas Maret, serta beberapa organisasi pembelaan seperti Yayasan Pengembangan Kesehatan dan Masyarakat Papua (YPKMP) dan Sentra Advokasi Perempuan, Difabel dan Anak (SAPDA).

Proyek tersebut mendapat support dari program KONEKSI yang diinisiasi oleh Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia.


Editor: Hany
Copyright © BERITAJA 2025




anda berada diakhir artikel berita dengan judul:

"Tim Peneliti Ugm Ciptakan Teknologi Pendeteksi Tbc Berbasis Ai - Beritaja"






Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!