Trending

Upaya Sulbar Entaskan Kemiskinan Melalui Budi Daya Kakao - Beritaja

Sedang Trending 4 minggu yang lalu

Mamuju (BERITAJA) - Upaya mengentaskan kemiskinan di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dengan budi daya kakao dapat menjadi salah satu strategi yang efektif untuk dijalankan.

Ada beberapa argumen serta langkah yang dapat dilakukan pemerintah wilayah ini untuk mewujudkannya.

Alasan pertama, Sulbar Sulbar mempunyai potensi besar untuk melakukan budi daya kakao, lantaran didukung suasana dan tanahnya yang sesuai.

Kedua, penghasilan yang stabil. Budi daya kakao dapat memberikan penghasilan yang stabil bagi petani, lantaran nilai kakao yang relatif stabil dan permintaan yang tinggi.

Ketiga, pengurangan kemiskinan. Budi daya kakao dapat membantu mengurangi kemiskinan di Sulbar, lantaran dapat memberikan penghasilan yang lebih baik bagi petani dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Adapun langkah yang mampu dilakukan untuk mengembangkan budi daya kakao di Sulbar di antaranya dengan training dan pendampingan kepada petani tentang langkah budi daya kakao yang baik dan benar.

Kemudian, memberikan bibit kakao yang berbobot kepada petani untuk dipergunakan mengawali budi daya.

Selain itu, dengan pengembangan Infrastruktur seperti jalan, irigasi, dan akomodasi penyimpanan untuk mendukung budi daya kakao.

Cara lainnya, pemasaran dan pemberdayaan, ialah dengan membantu petani dalam pemasaran dan pemberdayaan produk kakao mereka sehingga mereka dapat mendapatkan nilai yang lebih baik.

Kemudian, membangun kerja sama dengan pemerintah dan lembaga dan lembaga lain untuk mendapatkan support dan sumber daya yang dibutuhkan.


Potensi kakao

Sulbar mempunyai wilayah yang berpotensi untuk pengembangan budi daya kakao sekitar 145 ribu hektare dengan tingkat produksi kakao mencapai 76 ribu ton per tahun.

Kabupaten Polman merupakan wilayah penghasil kakao terbesar di Sulbar dengan produksi mencapai 35 ribu ton per tahun alias nyaris separuh dari produksi Sulbar.

Kakao Sulbar berpotensi menjadi pemasok utama biji kakao ekspor sehingga Sulbar dapat dijadikan area pengembangan kakao secara nasional.

Sulbar juga mempunyai sumber daya manusia yang sebagian besar sudah mempunyai keahlian dalam budi daya kakao.

Kakao Sulbar selama ini telah diekspor ke beragam negara, seperti China, Jepang, Jerman, Belanda, Rusia, dan Amerika dengan jumlah mencapai 12,8 ribu ton per tahun.

Kakao Sulbar mampu memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian yang menjadi penyumbang terbesar terhadap struktur ekonomi Sulbar dengan kontribusi mencapai 46,11 persen.

Selain itu, kakao memberikan akibat positif bagi sektor pertanian Sulbar sehingga mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 4,78 persen, berasas info Badan Pusat Statistik (BPS).

Namun demikian, ada tantangan yang mesti diantisipasi mengenai pengembangan produksi kakao di Sulbar, ialah kakao rentan terhadap (benih)penyakit dan penyakit seperti serangan heliopeltis dan penyakit busuk buah.

Dukungan anggaran

Untuk mendukung program budi daya kakao Pemprov Sulbar mengalokasikan anggaran APBD Sulbar sekitar Rp15 miliar. Anggaran tersebut dipergunakan untuk program pengadaan bibit kakao, program sambung pucuk kakao maupun mengatasi masalah (benih)penyakit dan penyakit tanaman kakao.

Program budi daya kakao di Sulbar untuk tahap awal tahun ini bakal menyentuh sekitar 10 ribu penduduk masyarakat yang selama ini mengembangkan kakao di Kabupaten Polman.

Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat petani serta mengatasi kemiskinan.

Sulbar mau mengembalikan kejayaan sebagai penghasil kakao terbaik di Pulau Sulawesi dengan menjadikan pembangunan sektor pertanian sebagai visi Pemprov Sulbar.

Petani di Kabupaten Polman menyambut antusias program Pemprov Sulbar lantaran nilai kakao saat ini yang terus mengalami kenaikan.

Salah seorang petani di Kabupaten Polman, Basri mengaku telah memilih untuk menanam kakao dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya, lantaran pasarnya sudah sangat jelas, harganya terus mengalami peningkatan dan ada support budi daya dari pemerintah.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHP) Dinas Perkebunan Provinsi Sulbar Agustina Palimbong, Provinsi Sulbar merupakan area pengembangan
dan sentra pengolahan komoditas perkebunan kakao secara nasional. Hal itu telah dituangkan dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2025-2029.

Sulbar berpotensi menjadi pemasok utama biji kakao untuk ekspor dengan nilai biji kakao Rp120.000 sampai 185.000 per kilogram dengan kadar air tujuh persen dan itu sesuai dengan SNI.

Kakao Sulbar mempunyai kelebihan komparatif, lantaran kondisi alam Sulbar yang mempunyai kesesuaian, cocok untuk mengembangkan kakao, dan kultur masyarakat yang kebanyakan sejak dulu menjadi petani kakao.

Keunggulan tersebut diharapkan bakal mendukung tumbuhnya investasi dalam pengembangan kakao di wilayah ini. Apalagi, jika budi daya memanfaatkan teknologi pengendalian (benih)penyakit dan penyakit, serta penggunaan bibit unggul sehingga kualitas saat panen dan maupun pasca-panen me jadi lebih terjamin.

Panca daya Sulbar

Program panca daya merupakan visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar periode periode 2025- 2030 yang berupaya diwujudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengatasi kemiskinan serta membangun ekonomi daerah.

Panca daya itu di antaranya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, guna menciptakan keseimbangan pertumbuhan di beragam sektor serta meningkatkan daya saing daerah.

Selain itu, mempercepat pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan beragam program pemberdayaan dan perlindungan sosial.

Kemudian, membangun sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter, dengan konsentrasi pada peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, serta keahlian tenaga kerja.

Panca daya lainnya, membangun prasarana dan menjaga kelestarian lingkungan hidup, agar pembangunan berkepanjangan tetap sejalan dengan keseimbangan ekologi.

Berikutnya, memperkuat tata kelola pemerintahan yang baik dan akuntabel, serta mewujudkan pelayanan dasar yang berbobot bagi seluruh masyarakat.

Visi misi selanjutnya adalah menurunkan nomor kemiskinan. Hal ini adalah tantangan pembangunan yang menjadi menjadi tanggung berbareng untuk diselesaikan. Kemiskinan adalah perihal mendasar yang mesti diselesaikan lebih awal.

Dengan demikian, menurunkan nomor kemiskinan telah menjadi menjadi visi pembangunan dan prioritas untuk ditangani pemerintah. Dengan menangani kemiskinan, maka masyarakat Sulbar dapat lebih maju dan sejahtera.

Jumlah masyarakat miskin di Sulbar tercatat sebanyak 10,71 persen alias sekitar 155,91 ribu jiwa, sementara masyarakat dalam kategori miskin ekstrem di Sulbar mencapai 1,7 persen.

Penduduk miskin di Sulbar yang terdapat di wilayah perkotaan sebanyak 8,33 persen. Sementara masyarakat miskin perdesaan 11,32 persen, dan kebanyakan masyarakat miskin perdesaan menyandarkan hidupnya sebagai petani

Oleh lantaran itu, sentuhan pembangunan, dengan program budi daya tanaman kakao yang menjadi pilihan pemerintah diharapkan dapat meningkatkan upaya pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi unggulan Sulbar yang mesti dibangun, lantaran Sulbar merupakan wilayah agraris. Sekitar 60 persen dari 1,5 juta penduduknya adalah petani sehingga budi daya tanaman kakao adalah solusi mengatasi kemiskinan.

"Kakao bakal menjadi komoditas unggulan Sulbar hingga 10 tahun ke depan lantaran mempunyai prospek ekonomi dan kesempatan pasar yang jelas. Selain itu, harganya menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memajukan ekonomi daerah," kata Gubernur Sulbar Suhardi Duka menandaskan.

Editor: Deborah
Copyright © BERITAJA 2025




anda berada diakhir artikel berita dengan judul:

"Upaya Sulbar Entaskan Kemiskinan Melalui Budi Daya Kakao - Beritaja"






Silakan baca konten menarik lainnya dari Beritaja.com di Google News dan Whatsapp Channel!